Selasa, 06 Desember 2016

TULISAN FILSAFAT



Jika anda hendak melakukan refleksi filsafat secara sistematis, anda perlu membaca banyak buku filsafat. Di dalam buku-buku itu, anda akan banyak sekali mendapatkan ide-ide yang enaarik dan layak untuk dipikirkan lebih jauh. Disamping itu, anda juga akan berhadapan dengan begitu banyak pertanyaan, dan pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak pernah bisa dijawab secara mutlak.
Yang perlu anda perhatikan, masalah-masalah filosofis. Fakta bahwa ada buku yang judulnya menggunakan kata filsafat tidak bisa menjadi jaminan bahwa ketika membaca buku itu, anda kan menemukan gagasan filosofis yang relevan dan menarik untuk anda. Sebaliknya, ketiika kita membaca novel ataupun buku sains pun sebenarnya, anda justru dapat menemukan banyak sekali problem filosofis.
Jadi yang disebut bukku filsafat itu ajuh lebih banyak daripada buku-buku yang judulnya menggunakan kata filsafat.
Ketika memilih buku filsafat secara spesifik anda juga harus sadar bahwa ada dua jenis buku filsafat, yakni buku filsafat primer dan buku filsafat sekunder. Buku primer adalah tulisan asli para filsuf. Ia menyampaikan pemikiran-pemikirannya tentang satu tema tertentu. Biasanya, buku primer ini disebut juga sebagai teks asli, atau teks orisinal. Buku primer ini juga dapat dibagi lagi menjadi dua jenis, yakni buku dan antologi. Buku Immanuel Kent yang berjudul kritik der Reinen Vernunfi adalah sebuah buku primer yang utuh. Di dalam buku itu ia mengajukan pandangan-pandangan orisinilnya tentang pengetahuan manusia dan kondisi-kondisi yang memungkinkan pengetahuan tersebut.
Buku filasafat sering juga berupa antologi atau kempulan tulissan. Biasanya, antologi terdir dari beberapa artikel spesifik yang sbelumnya pernah diterbitkan dijurnal ataupun media lainnya. Akan tetapi, terkadang antologi juga dapat terdiri dari beberapa tulisan pendek yang memang dirumuskan khusus untuk antoologi itu. antologi juga biasanya bebrbentuk kumpulan buku filsuf-filsuf besar, seperti antologi tulisan Plato atau kumpulan tulisan tentang suatu tema tertentu, misalnya kumpulan tulisan para filsuf tentang tema epistemologi atau filsafat pengetahuan. Suatu pengantar filsafat juga bisa berbentuk antologi yang ditulis oleh berbagai macam orang dan mencakup berbagai macam tema.
Jenis kedua dari buku filsafat adalah buku sekunder. Biasanya, buku sekunder ini disebut sebagai buku-buku komentar. Fungsi dari buku ini adalah untuk memaparkan pandangan para filsuf yang terdapat di dalam buku primer, sekaligus mempertimbangkannya secara kritis. Buku sekunder ini juga dapat menjadi penuntun atau pemandu pembaca didalammembaca buku-buku primer. Disamping menjadi pemapar dan pemandu, buku sekunder juga bisa menjadi ruang untuk menafsirkan pemikiran filsuf yang sama secara berbeda.
Biasanya untuk mempermudah pembacaan, kita lebih tertarik membaca buku sekunder terlebih dahulu, baru kemudian membaca buku primernya. Akan tetapi, ada dua alasan yang bisa diajukan untuk menunjukkan bahwa itu bukanlah cara yang paling ideal untuk diterapkan.
Pertama, dengan membaca langsung tulisan asli para filsuf, anda diajak untuk tidak hanya memikirkan apa yang mereka ajukakn, tetapi juga mellihat ke dalam diri anda sendiri. Dari sini, anda bisa memperoleh beberapa inspirasi di dalam menjalani hidup, sekaligus mendapatkan kesadaran diri yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Kedua, dengan membaca teks asli para filsuf  secara langsung, anda akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan tahan lama. Proses internalisasi  akan terjadi, ketika anda membaca dan menelaah langsung tulisan para filsuf. Akibatnya beberapa ide dan inspirasi akan menjadi bagian inheren diri anda. Inilah esensi dari seluruh proses pembelajaran filsafat (Reza, 2008:24-25).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar