Jika
anda hendak melakukan refleksi filsafat secara sistematis, anda perlu membaca
banyak buku filsafat. Di dalam buku-buku itu, anda akan banyak sekali
mendapatkan ide-ide yang enaarik dan layak untuk dipikirkan lebih jauh.
Disamping itu, anda juga akan berhadapan dengan begitu banyak pertanyaan, dan
pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak pernah bisa dijawab secara mutlak.
Yang perlu anda
perhatikan, masalah-masalah filosofis. Fakta bahwa ada buku yang judulnya
menggunakan kata filsafat tidak bisa menjadi jaminan bahwa ketika membaca buku
itu, anda kan menemukan gagasan filosofis yang relevan dan menarik untuk anda.
Sebaliknya, ketiika kita membaca novel ataupun buku sains pun sebenarnya, anda
justru dapat menemukan banyak sekali problem filosofis.
Jadi yang disebut bukku filsafat itu
ajuh lebih banyak daripada buku-buku yang judulnya menggunakan kata filsafat.
Ketika memilih buku
filsafat secara spesifik anda juga harus sadar bahwa ada dua jenis buku
filsafat, yakni buku filsafat primer dan buku filsafat sekunder. Buku primer
adalah tulisan asli para filsuf. Ia menyampaikan pemikiran-pemikirannya tentang
satu tema tertentu. Biasanya, buku primer ini disebut juga sebagai teks asli,
atau teks orisinal. Buku primer ini juga dapat dibagi lagi menjadi dua jenis,
yakni buku dan antologi. Buku Immanuel Kent yang berjudul kritik der Reinen
Vernunfi adalah sebuah buku primer yang utuh. Di dalam buku itu ia mengajukan
pandangan-pandangan orisinilnya tentang pengetahuan manusia dan kondisi-kondisi
yang memungkinkan pengetahuan tersebut.
Buku filasafat sering
juga berupa antologi atau kempulan tulissan. Biasanya, antologi terdir dari
beberapa artikel spesifik yang sbelumnya pernah diterbitkan dijurnal ataupun
media lainnya. Akan tetapi, terkadang antologi juga dapat terdiri dari beberapa
tulisan pendek yang memang dirumuskan khusus untuk antoologi itu. antologi juga
biasanya bebrbentuk kumpulan buku filsuf-filsuf besar, seperti antologi tulisan
Plato atau kumpulan tulisan tentang suatu tema tertentu, misalnya kumpulan
tulisan para filsuf tentang tema epistemologi atau filsafat pengetahuan. Suatu
pengantar filsafat juga bisa berbentuk antologi yang ditulis oleh berbagai
macam orang dan mencakup berbagai macam tema.
Jenis kedua dari buku
filsafat adalah buku sekunder. Biasanya, buku sekunder ini disebut sebagai
buku-buku komentar. Fungsi dari buku ini adalah untuk memaparkan pandangan para
filsuf yang terdapat di dalam buku primer, sekaligus mempertimbangkannya secara
kritis. Buku sekunder ini juga dapat menjadi penuntun atau pemandu pembaca
didalammembaca buku-buku primer. Disamping menjadi pemapar dan pemandu, buku
sekunder juga bisa menjadi ruang untuk menafsirkan pemikiran filsuf yang sama
secara berbeda.
Biasanya untuk
mempermudah pembacaan, kita lebih tertarik membaca buku sekunder terlebih
dahulu, baru kemudian membaca buku primernya. Akan tetapi, ada dua alasan yang
bisa diajukan untuk menunjukkan bahwa itu bukanlah cara yang paling ideal untuk
diterapkan.
Pertama, dengan membaca
langsung tulisan asli para filsuf, anda diajak untuk tidak hanya memikirkan apa
yang mereka ajukakn, tetapi juga mellihat ke dalam diri anda sendiri. Dari
sini, anda bisa memperoleh beberapa inspirasi di dalam menjalani hidup,
sekaligus mendapatkan kesadaran diri yang lebih tinggi daripada sebelumnya.
Kedua, dengan membaca teks asli para filsuf
secara langsung, anda akan mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam dan
tahan lama. Proses internalisasi akan
terjadi, ketika anda membaca dan menelaah langsung tulisan para filsuf. Akibatnya
beberapa ide dan inspirasi akan menjadi bagian inheren diri anda. Inilah esensi
dari seluruh proses pembelajaran filsafat (Reza, 2008:24-25).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar