Senin, 19 Desember 2016

Teori Belajar Matematika Menurut Paham Konstruktivisme



Konstruktivisme adalah sebuah filosofi pembelajaran yang dilandasi premis bahwa dengan mereflesikan pengalaman, kita membangun, mengkonstruksi pengetahuan pemahaman kita tentang dunia tempat kita hidup. Belajar semata-mata sebagai suatu proses pengaturan model mental seseorang untuk mengakomodasi pengalaman-pengalaman baru.
Teori kontruktivis ini menyatakan bahwa siswa harus menemukan sendiri dan menstranformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya jika aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, mereka harus berusaha memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Sama halnya dalam mempelajari matematika, untuk lebih memahami materi tersebut siswa harus memecahkan soal-soal matematika yang dipelajarinya, dimana siswa harus bisa membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya jadi guru tidak harus sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa namun juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri. Dalam hal ini dipahami bahwa ketika siswa belajar matematika dia bisa mencari rumus baru atau mengembangakan rumus yang telah ada sebagai alternative lain namun tetap berpedoman pada rumus yang telah ada.
Dari beberapa pandangan di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang mengacu kepada teori belajar konstruktivisme lebih menfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. Bukan kepatuhan siswa dalam refleksi atas apa yang telah diperintahkan dan dilakukan oleh guru. Dengan kata lain, siswa lebih diutamakan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan mereka melalui asimilasi dan akomodasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar