Senin, 26 Desember 2016

Dimana Orang Menjalin Relasi?

Relasi yang merupakan kumpulan perilaku juga selalu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan diri sendiri, bukan demi orang lain. Jadi, tidak ada kaitannya dengan kehidupan di alam sosial, walau perilaku yang ditampilkan juga memiliki kemungkinan bersinggungan atau berdampak terhadap orang lain. Oleh karenanya, saya akan memaparkan jawaban guna menjawab pertanyaan “dimana orang menjalin relasi?”. Dimana orang menjalin relasi akan terjadi dalam 4 situasi, yaitu:
Dalam situasi dimana kita meminta orang lain melakukan apa yang tidak diinginkannya
Seperti yang dicontohkan oleh Glasser, ketika kita meminta anak kita belajar dan sang anak tidak menginginkannya, maka sebetulnya tidak ada satu hal pun yang bisa kita lakukan dan dapat menjamin secara pasti bahwa cara itu akan berhasil membuat anak melakukan apa yang kita minta. Artinya, kalaupun akhirnya sang anak melakukan apa yang kita minta, sebetulnya bukan anak yang menjadi nyaman, tetapi kita yang menjadinya nyaman.
Dengan demikian, jelas bahwa pada saat kita meminta orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak ia iginkan, tetapi ia melakukannya, sesungguhnya walaupun perilaku terjadi di dalam alam social, realasinya tetap hanya terjadi dalam alam personal. Yaitu: (1) saya dengan diri saya sendiri, demi mendapat kenyamanan karena bisa membuat orang lain bersedia melakukan apa yang saya diminta, (2) ia dengan dirinya sendiri, demmi mendapat kenyamanan diantara pilihan yang membuatnya tidak nyaman.
Dalam situasi dimana kita diminta melakukan apa yang tidak kita inginkan
Serupa dengan persoalan yang pertama, ketika itu terjadi, sesungguhnya kita sedang berada di pihak “orang lain” dalam situasi yang pertama diatas. Jadi, relasi yang terjadi adalah relasi antara aku dan diriku sendiri yang sedang berupaya mendapatkan kenyamanan diantara pilihan yang membuat aku merasa tidak nyaman. Hal ini menjelaskan mengapa dalam situasi dimana semua alternatif yang kita punya, sudah pasti akan membuat kita menjadi tidak nyaman, tetap saja pada akhirnya kita memilih satu diantara alternatif-alternatif yang tidak menyengkan dan membuat kita tidak nyaman itu.
Dalam situasi seperti ini, masalah psikologis akan terjadi bila kita tidak mampu menyadari bahwa sesungguhnya apa yang kita lakukan pada akhirnya, adalah juga hasil pilihan kita. Jadi, perilaku itu sesungguhnya bukanlah sesuaatu yang sifatnya terpaksa, karena kita yang secara sadar memilihnya diantara sekian banyak alternatif yang bisa tersedia atau terungkap, dan mungkin dilakukan.
Dalam situasi dimana kita dan orang lain secara bersamaan, saling meminta pihak lain melakukan  apa yang tidak diinginkan
Situasi ini menjelaskan mengapa ada orang-orang yang pada kenyataannya saling menjauh, padahal masing-masing pihak selalu menyatakan bahwa mereka ingin pihak lain itu menjadi lebih bahagia. Soalnya, masing-masing pihak menilai apa yang mereka minta itu akan memberikan kebaikan bagi pihak lain. Masalahnya, mereka biasanya tidak paham bahwa apa yang baik bagi orang lain hanya bisa dipahami oleh orang yang bersangkutan. Pihak lain, tidak akan pernah bisa memahami konsep “baik” dari sudut pandang orang yang bersangkutan, sejelas pemahaman orang tersebut. Pada saat itulah, bila tidak ada pihak yang menyadari kekeliruannya, maka masalah relasi itu akan berdampak negatif dan akan memicu massalah psikologis.
Dalam situasi dimana kita menginginkan sesuatu yang tidak realistis
Situasi terakhir ini sebenarnya adalah intisari dari ketiga situasi sebelumnya. Situasi inilah yang menjadi penjelasan mengapa realasi hanya terjadi di alam personal dan tidak terjadi di alam sosial, walaupun perilaku terjadi di alam sosial karena mellibatkan orang lain. Sesungguhnya, seperti penjelasan yang disebutkan Glasser, saat satu pihak yang meminta pihak lain melakukan apa yang tidak diinginkan, sesungguhnya itu berarti pihak yang meminta itu sedang terjebak dalam situasi yang tidak realistis.
Dengan demikian, jelasslah bahwa relasi hanya terjadi dalam alam personal, antara seeorang individu denan dirinya sendiri. Relasi tidak melibatkan orang lain walau di dalamnya mengandung perilaku orang lain juga. Soalnya, ketika kita meminta orang lain melakukan apa yang kita lihat, sebetulnya itu berarti kita sedang menyampaikan informasi berupa perilaku meminta. Selanjutnya, orang lain akan menanggapi informasi itu sesuai dengan asosiasi yang dibangun. Bila cocok, kemudian ia akan memberikan yang relevan dan transaksi dapat berbuah kesepakatan sehingga relasi bisa terjadi. Bila tidak cocok, relasi tidak terjadi kareana transaksi tidak berbuah kesepakatan. Dalam pengertian seperti itu, jelaslah bahwa relasi sebetulnyla terjadi di dalam diri massing-masing individu. Semua pihak menyatakan sepakat terhadap pihak lain untuk menjalin relasi dengan dirinya sendiri, demi memperoleh kenyamanan seperti yang diinginkannya, berdasarkan asosiasi yang dibangunnya dengan membandingkan antara perilaku pihak lain dan informassi di dalam ingatannya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar