Relasi yang merupakan
kumpulan perilaku juga selalu dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan diri
sendiri, bukan demi orang lain. Jadi, tidak ada kaitannya dengan kehidupan di
alam sosial, walau perilaku yang ditampilkan juga memiliki kemungkinan
bersinggungan atau berdampak terhadap orang lain. Oleh karenanya, saya akan
memaparkan jawaban guna menjawab pertanyaan “dimana orang menjalin relasi?”.
Dimana orang menjalin relasi akan terjadi dalam 4 situasi, yaitu:
Dalam
situasi dimana kita meminta orang lain melakukan apa yang tidak diinginkannya
Seperti yang
dicontohkan oleh Glasser, ketika kita meminta anak kita belajar dan sang anak
tidak menginginkannya, maka sebetulnya tidak ada satu hal pun yang bisa kita
lakukan dan dapat menjamin secara pasti bahwa cara itu akan berhasil membuat
anak melakukan apa yang kita minta. Artinya, kalaupun akhirnya sang anak
melakukan apa yang kita minta, sebetulnya bukan anak yang menjadi nyaman,
tetapi kita yang menjadinya nyaman.
Dengan demikian, jelas
bahwa pada saat kita meminta orang lain untuk melakukan sesuatu yang tidak ia
iginkan, tetapi ia melakukannya, sesungguhnya walaupun perilaku terjadi di
dalam alam social, realasinya tetap hanya terjadi dalam alam personal. Yaitu:
(1) saya dengan diri saya sendiri, demi mendapat kenyamanan karena bisa membuat
orang lain bersedia melakukan apa yang saya diminta, (2) ia dengan dirinya
sendiri, demmi mendapat kenyamanan diantara pilihan yang membuatnya tidak
nyaman.
Dalam
situasi dimana kita diminta melakukan apa yang tidak kita inginkan
Serupa dengan persoalan
yang pertama, ketika itu terjadi, sesungguhnya kita sedang berada di pihak
“orang lain” dalam situasi yang pertama diatas. Jadi, relasi yang terjadi
adalah relasi antara aku dan diriku sendiri yang sedang berupaya mendapatkan
kenyamanan diantara pilihan yang membuat aku merasa tidak nyaman. Hal ini
menjelaskan mengapa dalam situasi dimana semua alternatif yang kita punya,
sudah pasti akan membuat kita menjadi tidak nyaman, tetap saja pada akhirnya kita
memilih satu diantara alternatif-alternatif yang tidak menyengkan dan membuat
kita tidak nyaman itu.
Dalam situasi seperti
ini, masalah psikologis akan terjadi bila kita tidak mampu menyadari bahwa
sesungguhnya apa yang kita lakukan pada akhirnya, adalah juga hasil pilihan
kita. Jadi, perilaku itu sesungguhnya bukanlah sesuaatu yang sifatnya terpaksa,
karena kita yang secara sadar memilihnya diantara sekian banyak alternatif yang
bisa tersedia atau terungkap, dan mungkin dilakukan.
Dalam
situasi dimana kita dan orang lain secara bersamaan, saling meminta pihak lain
melakukan apa yang tidak diinginkan
Situasi ini menjelaskan
mengapa ada orang-orang yang pada kenyataannya saling menjauh, padahal
masing-masing pihak selalu menyatakan bahwa mereka ingin pihak lain itu menjadi
lebih bahagia. Soalnya, masing-masing pihak menilai apa yang mereka minta itu
akan memberikan kebaikan bagi pihak lain. Masalahnya, mereka biasanya tidak
paham bahwa apa yang baik bagi orang lain hanya bisa dipahami oleh orang yang
bersangkutan. Pihak lain, tidak akan pernah bisa memahami konsep “baik” dari
sudut pandang orang yang bersangkutan, sejelas pemahaman orang tersebut. Pada
saat itulah, bila tidak ada pihak yang menyadari kekeliruannya, maka masalah
relasi itu akan berdampak negatif dan akan memicu massalah psikologis.
Dalam
situasi dimana kita menginginkan sesuatu yang tidak realistis
Situasi terakhir ini
sebenarnya adalah intisari dari ketiga situasi sebelumnya. Situasi inilah yang
menjadi penjelasan mengapa realasi hanya terjadi di alam personal dan tidak
terjadi di alam sosial, walaupun perilaku terjadi di alam sosial karena
mellibatkan orang lain. Sesungguhnya, seperti penjelasan yang disebutkan Glasser,
saat satu pihak yang meminta pihak lain melakukan apa yang tidak diinginkan,
sesungguhnya itu berarti pihak yang meminta itu sedang terjebak dalam situasi
yang tidak realistis.
Dengan demikian,
jelasslah bahwa relasi hanya terjadi dalam alam personal, antara seeorang
individu denan dirinya sendiri. Relasi tidak melibatkan orang lain walau di
dalamnya mengandung perilaku orang lain juga. Soalnya, ketika kita meminta
orang lain melakukan apa yang kita lihat, sebetulnya itu berarti kita sedang
menyampaikan informasi berupa perilaku meminta. Selanjutnya, orang lain akan
menanggapi informasi itu sesuai dengan asosiasi yang dibangun. Bila cocok,
kemudian ia akan memberikan yang relevan dan transaksi dapat berbuah
kesepakatan sehingga relasi bisa terjadi. Bila tidak cocok, relasi tidak
terjadi kareana transaksi tidak berbuah kesepakatan. Dalam pengertian seperti
itu, jelaslah bahwa relasi sebetulnyla terjadi di dalam diri massing-masing
individu. Semua pihak menyatakan sepakat terhadap pihak lain untuk menjalin
relasi dengan dirinya sendiri, demi memperoleh kenyamanan seperti yang diinginkannya,
berdasarkan asosiasi yang dibangunnya dengan membandingkan antara perilaku
pihak lain dan informassi di dalam ingatannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar