Istiah “kemandirian” berasal dari kata dasar “diri” yang
mendapat awalan “ke” dan akhiran “an”, kemudian membentuk satu kata keadaan
atau kata benda. Karena kemandirian berasal dari kata dasar “diri”, maka
pembahasan mengenai kemandirian tidak bisa lepas dari pembahasan tentang
perkembangan diri itu sendiri, yang dalam konsep Carl Rogers disebut degan
istilah self, karena diri itu
merupakan inti dari kemandirian. Konsep yang sering digunakan atau berdekatan
dengan kemandirian adalah autonomy.
Menurut Chapli (2002), otonomi adalah kebebasan
individu manusia untuk memilih, untuk menjadi kesatuan yang bisa memerintah,
meguasai dan menentukan dirinya sendiri. Sedangkan Seifert dan Hoffnung (1994)
mendefinisikan otonomi atau kemandirian sebagai “the ability to govern ad regulate one’s own thoughts, feelings, and
actions freely and responssibly while overcoming feelings of shame and doubt.”
Dengan demikian dapat dipahami bahwa kemandirian atau
otonomi adalah kemampuan untuk mengendalikan dan mengatur pikiran, perasaan dan
tindakan sendiri secara bebas serta berusaha sendiri untuk mengatasi
perasaan-perasaan malu dan keragu-raguan.
Erikson, menyatakan kemandirian adalah usaha untuk
melepaskan diri dara orangtua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui
proses mencari identitas ego, yaitu merupakan perkembangan kea rah
individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.
Secara
singkat dapat disimpulkan bahwa kemandirian mengandung pengertian:
1. Suatu kondisi di mana seseorang memiliki
hasrat bersaing untuk maju demi kebaikan dirinya.
2. Mampu mengambil keputusan dan inisiatif
untuk mengatasi masalah yang di hadapi.
3. Memiliki keperayaan diri dan melaksanakan
tugas-tugasnya.
4. Bertanggung jawab
atas apa yang dilakukannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar