Tahap pertama membaca adalah
berusaha memahami. Sedangkan tahap kedua di dalam membaca adalah menanggapi.
Dalam arti ini, menanggapi bukan berarti anda bisa sepenuhnya tidak setuju dan
menganggap buku yang anda baca adalah gagasan yang bodoh, melainkan anda
berusaha menentukan sendiri posisi anda dengan menggunakan penalaran rasional,
ketika selesai membaca tulisan filsafat. Memang pada akhirnya, anda harus
sampai pada keputusan apakah pemikiran sang filsuf tepat, kurang tepat atau hanya
sebagian tepat, dan sebagian lagi salah. Yang pasti, jika anda diminta untuk
menanggapi secara kritis, tidak otomatis anda bisa menolak dan mengkritik
seenaknya tanpa dukungan argumentasi rasional yang kuat.
Kelima pertanyaan ini
mungkin bisa membantu anda bersikap kritis terhadap tulisan filsafat yang
tengah anda baca. Pertama, apakah argumentasi utama sang filsuf sudah jelas?
Kedua apakah argumentsi sang filsuf didukung oleh premis-premis dan data yang
memadai? Ketiga, adakah kelemahan dari argumen itu yang mungkin saja berangkat dari
premis atau data yang tidak memadai? Keempat, apakah argumentasi pertama sang
filsuf yang ada dibuku itu dapat memenuhi tujuan utama yang ingin dicapai oleh
sang filsuf? Dan kelima, apakah anda mampu mengajukan kritik yang dirumuskan
berdasarkan penalaran rasional terhadap tulisan filsafat yang tengah anda baca?
“berfilsafat dan membaca” demikian Woodhouse, “adalah dari dua sisi dari keping
yang sama” (Reza, 2008:27-28).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar