Minggu, 18 Desember 2016

Bersikap Kritis



Tahap pertama membaca adalah berusaha memahami. Sedangkan tahap kedua di dalam membaca adalah menanggapi. Dalam arti ini, menanggapi bukan berarti anda bisa sepenuhnya tidak setuju dan menganggap buku yang anda baca adalah gagasan yang bodoh, melainkan anda berusaha menentukan sendiri posisi anda dengan menggunakan penalaran rasional, ketika selesai membaca tulisan filsafat. Memang pada akhirnya, anda harus sampai pada keputusan apakah pemikiran sang filsuf tepat, kurang tepat atau hanya sebagian tepat, dan sebagian lagi salah. Yang pasti, jika anda diminta untuk menanggapi secara kritis, tidak otomatis anda bisa menolak dan mengkritik seenaknya tanpa dukungan argumentasi rasional yang kuat.
Kelima pertanyaan ini mungkin bisa membantu anda bersikap kritis terhadap tulisan filsafat yang tengah anda baca. Pertama, apakah argumentasi utama sang filsuf sudah jelas? Kedua apakah argumentsi sang filsuf didukung oleh premis-premis dan data yang memadai? Ketiga, adakah kelemahan dari argumen itu yang mungkin saja berangkat dari premis atau data yang tidak memadai? Keempat, apakah argumentasi pertama sang filsuf yang ada dibuku itu dapat memenuhi tujuan utama yang ingin dicapai oleh sang filsuf? Dan kelima, apakah anda mampu mengajukan kritik yang dirumuskan berdasarkan penalaran rasional terhadap tulisan filsafat yang tengah anda baca? “berfilsafat dan membaca” demikian Woodhouse, “adalah dari dua sisi dari keping yang sama” (Reza, 2008:27-28).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar