Senin, 19 Desember 2016

Tingkatan dan Karakteristik Kemandirian



Sebagai suatu dimensi psikologis yang kompleks, kemandirian dalam perkembangannya memiliki tingkatan - tingkatan. Perkembangan kemandirian seseorang berlangsung secara bertahap sesuai dengan tingkat perkembangan kemandirian tersebut. Lovinger, mengemukakan tingkatan kemandirian dan karakteristiknya, yaitu:
1.      Tingkat pertama, adalah tingkat impulsif dan melindungi diri. Ciri-cirinya:
a.       Peduli terhadap control dan keuntungan yang dapat diperoleh dari interaksinya dengan orang lain.
b.      Mengikuti aturan secara spontanitik dan hedonistic.
c.       Berpikir tidak logis dan tertegun pada cara berpikir tertentu (stenotype).
d.      Cenderung melihat keidupan sebagai zero-sum games.
e.       Cenderung menyalahkan dan mencela orang lain serta lingkungannya.
2.      Tingkat kedua, adalah tingkat konformistik. Ciri-cirinya:
a.       Peduli terhadap penampilan diri dan penerimaan sosial.
b.      Cendrung berpikir stereotype dan klise.
c.       Peduli akan konformitas terhadap aturan eksternal.
d.      Bertindak dengan motif yang dangkal untuk memperoleh pujian.
e.       Menyamakan diri dalam ekspresi emosi dan kurangnya intropeksi.
f.        Perbedaan kelompok didasarkan atas ciri-ciri eksternal.
g.      Takut tidak diterima kelompok.
h.      Tidak sensitif terhadap keindividuan.
i.        Merasa berdosa jika melanggar aturan.
3.      Tingkat ketiga adalah tingkat sadar diri. Ciri-cirinya:
a.       Mampu berfikir alternative.
b.      Melihat harapan dan berbagai kemungkinan dalam situasi.
c.       Peduli untuk mengambil manfaat dari kesempatan yang ada.
d.      Menekankan pada pentingnya memecahkan masalah.
e.       Memikirkan cara hidup.
f.        Penyesuaian terhadap situasi dan peranan.
4.      Tingkat keempat, adalah tingkat seksama (conscientious). Ciri-cirinya:
a.       Bertindak atas dasar nilai-nila internal.
b.      Mampu melihat keragaman emosi, motif, perspektif diri sendiri maupun orang lain.
c.       Mampu melihat diri sebagai pembuat pilihan dan pelaku tindakan.
d.      Sadar akan tanggung jawab.
e.       Mampu melakukan kritik dan penilaian diri.
f.        Peduli akan hubungan mutualistik.
g.      Memiliki tujuan jangka panjang.
h.      Cenderung melihat peristiwa dalam konteks social.
i.        Berfikir lebih kompleks dan atas dasar pola analitis.
5.      Tingkat kelima adalah tingakat individualitas. Ciri-cirinya:
a.       Peningkatan kesadaran individualitas.
b.      Kesadaran akan konflik emosional antara kemandirian dan ketergantungan.
c.       Menjadi lebih toleran terhadap diri sendiri dan orang lain.
d.      Mengenal eksistensi perbedaan individual.
e.       Mampu bersikap toleran terhadap pertentangan dalam kehidupan.
f.        Membedakan kehidupan internal dengan kehidupan luar dirinya.
g.      Mengenal kompleksitas diri.
h.      Peduli akan perkembangan dan masalah-masalah social.
6.      Tingkat keenam adalah tingkat mandiri. Ciri-cirinya:
a.       Memiliki pandangan hidup sebagai suatu keseluruhan.
b.      Cenderung bersikap relistik dan objektif terhadap diri sendiri dan orang lain.
c.       Peduli terhadap pemahaman abstrak, seperti keadilan sosial.
d.      Mampu mengintegrasikan nilai-nilai yang bertentangan.
e.       Toleran terhadap ambiguitas.
f.        Peduli akan pemenuhan diri (self-fulfilment).
g.      Ada keberanian untuk menyelesaikan konflik internal.
h.      Responsive terhadap kemandirian orang lain.
i.        Sadar akan adanya saling ketergantungan dengan orang lain.
j.        Mampu mengekspresikan perasaan dengan penuh keyakinan dan keceriaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar