Senin, 26 Desember 2016

Filosofi Grafologi

Filosofi Grafologi
Apakah dalam pikiran kalian pernah terlintas bahwa bisa mengetahui sifat dan karakter seseorang tentunya sangat mengasyikan? Walaupun belum terlalu mengenal teman atau seseorang yang baru kita kenal. Ada banyak metode untuk bisa mengetahui karakter dan sifat seseorang. Salah satunya kita bisa mengetahuinya lewat tulisan tangannya. Diantara kalian pasti ada yang pernah mendengar ungkapan “setiap tulisan yang di buat oleh seseorang mencerminkan kepribadian orang tersebut”. Ya, hal itu memang benar, teknik ini di namakan Grafologi.
Grafologi adalah ilmu yang mempelajari karakter seseorang dengan cara menganalisa tulisan tangannya, buku pertama tentang grafologi ditulis oleh Camillo Baldi, seorang dokter asal Itali pada tahun 1622. Tahun 1872, Jean Michon menerbitkan bukunya yang menjadi buku pokok grafologi pada saat itu. Tak lama kemudian, universitas universitas di Eropa mulai memberi gelar Ph.D. atau Master di bidang ini.
Ada dua metode untuk menilai karakter dan kepribadian lewat ilmu ini, yaitu teknik Jerman dan teknik Perancis. Metode Jerman dengan cara melihat secara keseluruhan tulisan seseorang. Sedangkan pada teknik Perancis cenderung menganalisa per huruf lalu digabungkan. Seorang pemula biasanya mempelajari teknik Perancis terlebih dahulu. Menurut riset, keakuratan analisa grafologi mencapai 80-90%.
Grafologi berasal dari bahasa Yunani, graph berarti menulis dan logos berarti ilmu sehingga grafologi berarti ilmu menulis tangan. Grafologi adalah cabang ilmu psikologi. Ilmu ini diberikan pada sebagian besar mahasiswa fakultas psikologi dalam mata kuliah psikografik atau psikodiagnostik. Grafologi juga sudah cukup lama dikenal dan dipelajari oleh banyak kalangan. Ilmu ini sangat bermanfaat untuk menginterpretasikan karakter seseorang melalui analisis dan pengamatan tulisan tangan. Dari sini, dapat diketahui karakter dan kepribadian yang ada di balik tulisan tangan.
Tulisan tangan adalah tulisan dari otak manusia karena ketika menulis, kita menuangkan apa yang ada dalam pikiran. Jadi, tulisan tangan merupakan gambaran dari kepribadian setiap individu. Pikiran secara sadar menentukan apa yang Anda tulis dan alam bawah sadar mengontrol bagaimana cara kita menulis. “tulisan tangan seseorang juga merupakan cerminan jujur dari apa pun yang ada di dalam benak orang tersebut. Meski menulis adalah sebuah kegiatan yang tampaknya dikendalikan oleh pikiran sadar seseorang, tetapi pikiran bawah sadar seseorang lebih berpengaruh pada gaya, bentuk, dan karakter-karakter lain di dalam tulisan. Semua hal tentang seseorang terpapar dengan jujur dan gamblang melalui tulisan tangannya.
Lebih dari itu, tulisan tangan seseorang ternyata seperti sidik jari. Setiap orang mempunyai gaya dan tipe tulisan sendiri. Tidak ada orang yang memiliki tulisan tangan identik dengan orang lain. Gaya menulisnya pun dapat diamati, apakah tulisan lebih miring ke kiri, kanan, atau tegak. Bahkan, dapat diketahui juga tangan apa yang digunakan menulis, kanan atau Juga dapat diamati ornamen-ornamen pada tulisan, misal tanda titik, bentuk lingkaran, tanda koma, dan jarak spasi. Semua ini memiliki arti tersendiri yang menggambarkan karakter.
Diawali Sejak 2000 tahun silam ketertarikan atas tulisan tangan sebagai indikator kepribadian dapat dilacak dalam sejarah. Lebih dari 2000 tahun yang lalu, Aristoteles mengungkapkan hubungan antara tulisan tangan dan kepribadian; “Seperti cara berbicara manusia yang pengucapannya berbeda-beda, begitu pula perbedaan menulis.” Aristoteles mengungkapkan adanya hubungan antara tulisan tangan dan kepribadian sejak ribuan tahun yang lalu. Sementara di tempat berbeda, orang-orang Cina melakukan pengamatan bahwa ada kaitan antara karakter individu dan tulisan tangannya. Sorotan lebih tajam dilontarkan filsuf Cina, Konfusius: “Tulisan tangan dapat secara sempurna menunjukkan apakah itu datang dari seorang cerdas atau seorang yang terbuka.” Melalui cara yang sama, dengan melirik tulisan pada amplop surat, kita langsung tahu apakah teman dekat atau relasi yang mengirimnya. Meskipun sudah sangat lama menarik perhatian kalangan terpelajar, baru pada tahun 1622 seorang ahli fisika dan profesor filosofi pada Universitas Bologna menerbitkan sebuah buku mengenai analisis karakter melalui studi atas tulisan tangan.
Kemudian, pada akhir abad 19, tepatnya tahun 1800, Abbe Michon, seorang kepala sekolah di Paris yang sangat menghargai intelektualitas menulis beberapa buku dengan subjek tulisan tangan sekaligus memperkenalkan istilah “Grafologi”. Penelitiannya selama bertahun-tahun mengenai analisis tulisan tangan dipublikasikan pada tahun 1872. Namun. hingga kini tetap perlu dibaca oleh orang yang benar-benar ingin mempelajari ilmu analisis tulisan tangan. Penggantinya, yaitu Crepieux Jamin membuat klasifikasi bidang-bidang grafologi dalam sebuah sistem yang lebih komprehensif. Hampir bersamaan, sekitar tahun 1890 di Jerman, Dr. Ludwig Klages, seorang filosof dan ahli grafologi melakukan terobosan dengan mengaplikasikan teori grafologi. Dia mengembangkan teorinya mengenai irama dan bentuk level (from level) dan secara signifikan meluaskan lingkup grafologi.
Max Pulver, seorang profesor Swis yang mengajarkan grafologi di Universitas Zurich menggunakan psikoanalisis untuk pertama kalinya dalam melakukan interpretasi atas grafologi. Langkah ini diikuti oleh Ania Teillard yang telah bekerja bersama C.G. Jung selama 20 tahun dan menerapkan teori tipologi-nya (ekstrovert atau terbuka, introvert atau tertutup) ke dalam teori-teori grafologi yang telah ada. Alfred Biner, psikolog terkemuka yang menemukan metode IQ yang dikenal luas hingga kini, juga ikut melakukan penelitian mengenai grafologi. Menurut beliau, tes intelejensi merupakan suatu bentuk dukungan terhadap analisis tulisan tangan. la meyakinkan bahwa beberapa karakter kepribadian tertentu terlihat dalam tulisan tangan. Semua kajian ilmiah ini memperlihatkan bahwa sebagai metode penilaian kepribadian, analisis tulisan tangan telah mendapat validasi melalui penelitian-penelitian menggunakan prosedur empiris dan klinis.
Menurut Sir William Herschel, tulisan tangan mencerminkan kepribadian, seperti sidik jari membuka identitas seseorang. Seorang psikolog Prancis, Pirre Janet (1859-1947), menganggap analisis tulisan tangan sebagai “ilmu masa depan” dan menggambarkan tulisan tangan adalah film yang merekam sensibilitas penulisnya. Tulisan tangan sangat personal dan gambaran ciri khas kepribadian setiap individu. Tulisan tangan seseorang adalah ciri khas privat atau segel yang tidak dapat ditiru orang lain secara persis. “Hasil cetakan” yang ditinggalkan tulisan tangan mendeskripsikan karakter setiap individu dalam telaah atau analisis secara psikologi. Ahli grafologi, dengan menggunakan teknik-teknik grafologi dan kombinasi teori psikologi, akan mampu menguraikan hasil analisis tersebut dan mengartikan tulisan tangan seseorang ke dalam suatu deskripsi bermakna mengenai karakter orang tersebut.
Menulis sendiri telah melalui suatu proses yang sangat panjang seiring dengan perkembangan peradaban manusia. Simbol gambar telah digunakan manusia Neanderthal. Dalam berbagai penelitian arkeologi, banyak ditemukan gambar purba di dinding-dinding gua. Simbol berupa gambar antara lain juga digunakan orang Indian Amerika. Tak diragukan lagi, simbol-simbol ini merupakan usaha menulis atau suatu cara berkomunikasi yang sangat primitif. Bangsa Phoenisia kemudian menciptakan huruf-huruf pertama untuk menulis seperti yang kita kenal sekarang. Bangsa Yunani kemudian mengadopsi alfabet tersebut dan menciptakan huruf vokal. Pada saat bersamaan, mereka mengubah arah menulis. Bangsa Semetik menulis dari kanan ke kiri (seperti tulisan Arab), sementara bangsa Yunani menulis dari kiri ke kanan. Setelah melalui beberapa modifikasi, alfabet tersebut menjadi seperti yang kita ketahui saat mi. Huruf-huruf kapital hampir seluruhnya identik, tapi huruf kecil mengalami beberapa modifikasi. Bentuk latin huruf kapital dengan cepat menyebar ke seluruh dunia karena jelas, sederhana, dan terlihat positif. Dan i sini, budaya menulis kemudian menjadi kebiasaan yang dilakukan banyak orang. Dalam perjalanan waktu, bentuk-bentuk khusus tulisan tangan setiap orang mulai menarik minat banyak orang.
Pada awal abad 2 SM, C. Suetonius Tranquillus mencatat kekhasan tulisan tangan Caesar, sementara di Cina hubungan antara tulisan tangan dan kepribadian mulai dipelajari. Meskipun pengajaran tentang alfabet, formasi huruf, dan pengucapan dilakukan para ilmuwan, tetapi mulai disadari ada faktor individual dalam tulisan tangan. Hal ini menarik perhatian Camilo Baldi, seorang profesor di Universitas Bologna dan menulis buku berjudul “How to Judge the Nature from His Letter”. Selama abad ke-18, ketertarikan mengenai grafologi meningkat pesat. Namun, pada pertengahan abad ke-19 terjadi perkembangan signifikan. Sejak itu, ilmu grafologi terus berkembang. Saat ini, grafologi telah menyebar ke seluruh dunia. Di Benua Eropa, grafologi dikenal luas. Di Jerman, ada ribuan ahli grafologi yang membuka praktek, beriklan secara Inas, dan ada sembilan universitas yang mengajarkannya sebagai mata kuliah. Di Amerika Serikat, sudah terbentuk suatu jaringan ahli grafologi yang luas di bawah kontrol the International Grafoanalysts’ Society (Masyarakat Ahli Grafologi International}. Sejak 1895, lebih dari 2.200 peneliti mempublikasikan analisis tulisan tangan dalam ilmu kesehatan, pendidikan, dan jurnal. Kini, grafologi telah membuktikan keberadaan dan manfaatnya serta banyak digunakan dalam investigasi kriminal, seleksi pegawai, evaluasi psikiater, penelitian tingkah laku, dan berbagai bidang kehidupan sosial dan komersial lainnya.
       Demikianlah uraian yang dapat saya sampaikan tentang grafologi. Semoga tulisan ini dapat menambah wawasan kita seputar sejarah ilmu grafologi.

1 komentar:

  1. Daftar Taruhan Bola Online
    UNTUK INFO LEBIH JELAS SILAHKAN HUBUNGI KONTAK DI BAWAH INI :
    wechat : bolavita
    line : cs_bolavita
    WA : +6281377055002
    BBM: D8DB1C57

    #PialaDunia #BandarPialaDunia #JudiOnlinePialaDunia #TaruhanOnlinePialaDunia

    BalasHapus