Manusia Itu Unik
Manusia itu unik, oleh
karenanya perbedaan akan selalu ada. Atas pemahaman itu, maka orang tua perlu
belajar memahami anak secara utuh, Karena setiap anak adalah pribadi yang juga
unik, ciptaan Tuhan yang maha indah. Harapannya, dengan memahami dan menghargai
anak akan membantu anak untuk belajar menjadi sanggup memahami dan menghargai
diri sendiri dan juga orang lain.
Demikian halnya
terhadap anak yang mengalami autism. Kadang, kesulitan yang dirasa orang tua,
berangkat dari pandangan bahwa anak itu tidak normal. Saat kita menilai anak
itu tidak normal, maka kita juga akan cenderung memperlakukan anak itu sebagai
tidak normal. Padahal, mengacu pada hakikat keunikan, konsep normal atau tidak
normal itu sebetulnya tidak relevan, Karena dua orang yang dinilai sama pun aka
nada bedanya. Karenanya, mari belajar memandang tiap anak sebagai pribadi yang
unik. Bila anak kita mengalami autism, itu bukan berarti ia tidak normal tapi
itulah kondisi personal si anak.
Selanjutnya, kadang
kesulitan yang dialami orang tua juga berangkat dari tuntutan yang tidak jelas
atau bahkan tidak realistis. Berkait dengan pandangan bahwa sang anak tidak
normal, kadang orang tua lalu berupaya agar anak bisa menjadi normal. Artinya,
berusaha supaya anak bisa menampilkan perilaku seperti yang biasa dilakukan
anak-anak lain pada umumnya. Disinilah pentingnya orang tua menyediakan diri
untuk belajar memahami dan menghargai anak sebagaimana adanya dan tidak
membanding-bandingkan dengan anak lain untuk tujuan yang tidak berorientasi
pada kepentingan dan kebaikan anak.
Jadi, tujuan dari pengasuhan dan pendidikan bagi anak yang mengalami autism
adalah untuk membantu si anak menjadi dewasa, sesuai kapasitas yang dimiliki.
Bukan untuk membantu si anak menjadi mampu menampilkan perilaku seperti yang
biasa dilakukan oleh anak-anak lain yang tidak mengalami autisme.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar