Empirisme berasal dari
kata Yunani yaitu "empiris" yang berarti pengalaman inderawi. Oleh
karena itu empirisme dapat dikatakan sebagai faham yang memilih pengalaman
sebagai sumber utama pengenalan. Dan yang dimaksudkan dengan pengalaman adalah baik
pengalaman lahiriyah yang menyangkut dunia maupun pengalaman batiniyah yang
menyangkut pribadi manusia. Empirisme menolak anggapan bahwa manusia telah
membawa fitrah pengetahuan dalam dirinya ketika dilahirkan. Empirisme
merupakan suatu aliran atau paham dalam filsafat yang membahas tentang sumber
ilmu pengetahuan. Dalam empirisme ini, suatu ilmu pengetahuan didapat melalui
sebuah pengalaman atau indera seseorang. Empirisme beranggapan bahwa ilmu
pengetahuan dapat dikatakan benar dan pasti apabila telah dialami oleh
seseorang mengenai ilmu tersebut.
Jenis-jenis
Empirisme
1. Empirio-kritisisme
Aliran Empirio-kritisime ini
didirikan oleh Avenarius dan Mach. Aliran Empirio-kritisime bersifat
subyektif-idealistik. Aliran ini bertujuan untuk membersihkan pengertian
pengalaman dari konsep substansi, keniscayaan, dan sebagainya
sebagai pengertian apriori. Sebagai gantinya, aliran ini mengajukan konsep
dunia sebagai kumpulan jumlah elemen-elemen netral. Dengan mengajukan ajaran
tentang koordinasi dasar, aliran ini berubah menjadi idealisme subyektif.
2. Empirisme
Logis
Empirisme logis mengutamakan
analisis logis modern dalam memecahkan masalah filsafat maupun ilmiah. Aliran
ini mengatakan suatu hal benar jika telah dibuktikan oleh dua inderawi. Aliran
ini juga beranggapan bahwa prinsip sistem logika formal dan kesimpulan
induktif tidak dapat dibuktikan melalui suatu pengalaman.
3. Empirisme
Radikal
Aliran Empirisme Radikal ini
berpendapat bahwa suatu pengetahuan dapat dilacak melalui suatu pengalaman dan
ide-ide akan dapat dikembalikan pada ransangan indera.
Tokoh-tokoh
Empirisme
1. Francis
Bacon
2. Thomas
Hobbles
3. John
Locke
4. David
Hume 5.Herbert Spencer
5. Herbert
Spencer
Kelebihan
Empirisme
1. Aliran
empirisme yang lebih mengedepankan pengalaman inderawi dalam memperoleh sumber
pengetahuan sehinga mampu menghasilkan ilmu pengetahuan sacara
benar, karena ilmu ini didasarkan pada fakta-fakta yang terjadi di lapangan.
Kelemahan
Empirisme
1. Keterbatasan
indera dalam melihat suatu obyek yang jauh
2. Indera
yang menipu. Contohnya seseorang yang sedang sakit biasanya merasa lidahnya
pahit. Sehingga ketika ia memakan gula, yang dirasakan adalah pahit. Padahal
sebenarnya gula itu rasanya manis.
3. Obyek
yang menipu, contohnya hanya ilusi.
4. Aliran
Empiris ini memiliki ruang lingkup khasnya sendiri misalnya dalam metode
ilmiah, sehingga tidak semua ilmu dapat menggunakan empirisme ini.
Berdasarkan uraian
diatas, dapat dikatakan bahwa empirisme merupakan suatu paham filsafat yang
mengharuskan kebenaran ditentukan melalui pembuktian dari pengalaman dan
panca indera manusia. Sehingga apabila kebenaran dari pengetahuan tersebut
tidak berasal dari pengalaman dan daya tangkap panca indera manusia, maka hak
tersebut tidak dapat dikatakan pengetahuan yang benar. Misalnya, dalam kehidupan
sehari-hari, banyak sekali contoh yang berkaitan dengan empirisme. Salah satu
contoh nya seperti “Bagaimana kita mengetahui garam itu asin?” Maka, seseorang
empirisme akan berpandangan bahwa garam itu asin karena memang dia mengalaminya
sendiri dengan merasakan atau mencicipi langsung garam tersebut dan memperoleh
pengalaman yang kita sebut “asin”. Dengan kata lain, dengan menggunakan alat
inderawi, kita akan memperoleh pengalaman yang menjadi pengetahuan kita kelak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar