Asal Mula Terbentuknya Danau
Toba
Berbicara perihal danau Toba, pasti kalian semua
tahu tentang danau yang satu ini atau bahkan salah satu dari kalian ada yang
pernah mengunjungi temapat ini. Danau Toba merupakan danau yang mempunyai banyak
historis dibaliknya, sehingga termasuk salah satu cerita rakyat yang sangat
terkenal. Cerita tentang asal mula terbentuknya danau toba sangat banyak
versinya. Tentu saja, Karena itu merupakan sebuah cerita, yang mana dapat di
ubah jalan ceritanya baik itu dengan menguranginya maupun dengan
menambahkannya. Namun, tahukah kalian bagaimana terbentuknya danau Toba secara
ilmiah? Ya, saya akan membahasnya dalam postingan kali ini.
Danau Toba adalah sebuah danau
tekto-vulkanik dengan ukuran panjang
100 kilometer dan lebar
30 kilometer yang terletak di Provinsi Sumatera Utara, Indonesia.
Danau ini merupakan danau terbesar di Indonesia dan Asia Tenggara. Di tengah danau ini
terdapat sebuah pulau vulkanik bernama Pulau Samosir.
Ilmuwan maupun
peneliti tentang geologi mengemukakan bahwa terjadinya Zaman Es sangat erat
kaitannya dengan proses pembentukan Danau Toba, hal ini dapat kita lihat dari
berbagai macam artikel riset seperti halnya yang dilakukan beberapa tahun silam
oleh sekelompok peneliti dibawah pimpinan Greg Zielinski, peneliti dari University New Hampshire Amerika, melakukan penelitian di Greenland, Kutub Utara. Tim Zielinski
mempelajari umur lapisan es yang terbentuk di kutub. Dari penelitian itu,
mereka mendapati pola perubahan temperatur es bumi secara global dalam kurun
waktu yang cukup lama. Yang mengejutkan mereka dari penelitian itu adalah, pada
suatu saat sekitar 74.000 tahun lalu, ada lonjakan besar kandungan sulfat di
atmosfer, yang mengakibatkan terjadinya penurunan temperatur bumi secara
drastis.
Lonjakan
penurunan itu terjadi hampir 40 kali dari kondisi normal. Dari informasi itu
mereka memperkirakan bahwa ada kejadian global yang menjadikan kandungan sulfat
di atmosfir sangat besar sampai kurang lebih 2-4 ribu megaton H2SO4 (asam
sulfat) di atmosfir. Kejadian global yang dahsyat itu membentuk awan kuning
yang menutupi hampir seluruh permukaan bumi, menjadikan sinar matahari tidak
bisa menembus. Dan akhirnya terjadi penurunan temperatur bumi. Pada saat yang
sama mahluk hidup, binatang dan tumbuhan mati. Tim Zielinski bertanya-tanya
kejadian apa pada 74.000 tahun lalu, dan dimana terjadinya di bumi.
Ditempat lain, Michael Rampino seorang ahli geologi
dari University of New York, meneliti
temperatur bumi dari kondisi geologis tanah. Dia meneliti pola temperatur sejak
ribuan tahun yang lalu berdasarkan material geologi. Dari penelitian itu ia
mendapati, pada suatu saat, ada penurunan temperatur bumi sebesar 5 derajat
celcius dalam beberapa tahun. Dalam keadaan normal, penurunan temperatur
sebesar itu terjadi dalam kurun waktu ribuan tahun. Dari data ini ia
menyimpulkan bahwa ada kejadian dahsyat luar biasa yang menyebabkan terjadinya
penurunan temperatur secara luar biasa. Lalu Michael Rampino menghitung kapan
peristiwa luar biasa itu terjadi, dan ia sampai pada suatu angka, bahwa terjadi
ledakan super dahsyat pada 74.000 tahun lalu. Pertanyaan selanjutnya adalah
ledakan apa yang sedemikian dahsyat di bumi dan dimana persisnya kejadiannya. Baik
Greg Zielinski dan Michael Rampino, sampai pada suatu pertanyaan yang sama,
dimana ledakan super dahsyat 74.000 tahun lalu itu.
Seorang ahli
vulkanologi di University Toronto, Canada, John Westgate, dia adalah ahli yang
bisa menentukan dari mana asal suatu material vulkanik. Ketika dalam bagian
penelitiannya, ia mendapatkan material vulkanik dari Eropa, tapi ia menemukan
bahwa material vulkanik yang sangat berbeda dari apa yang dia ketahui di Eropa.
Maka ia mencoba mencocokkan apakah material itu berasal dari pegunungan Laki di
Eropa, ternyata setelah diteliti, material itu tidak dari Gunung Laki.
Sementara itu
seorang ahli lain, Craig Chesner,
sedang melakukan penelitian di sekitar Danau Toba. Ia terheran-heran dengan
bentuk danau dan kedalaman air di danau. Ia kemudian menemukan lapisan debu
vulkanik yang sangat tebal di bukit-bukit sekitar Danau Toba. Chesner kemudian
mengirimkan contoh debu vulkanik tersebut kepada John Westgate di Toronto.
John Westgate, meneliti debu vulkanik kiriman Chesner, dan ternyata sama dengan yang dia teliti dari Eropa. Pertanyaan Rampino dan pertanyaan Zielinski, ternyata mengarah pada temuan Joh Westgate. Telah terjadi ledakan super dahsyat 74.000 tahun lalu di Sumatera, tepatnya di lokasi Danau Toba sekarang, sebagaimana temuan Chesner. Ledakan itu sedemikian dahsyat sehingga debunya mencapai Afrika dan daratan Cina serta Eropa. Diperkirakan material vulkanik yang dimuntahkan dari Toba lebih dari 2.000 km kubik magma. Ini lebih dari 4.000 kali jumlah yang dikeluarkan oleh Gunung Pinatubo di Philippina tahun 1991. Tinggi awan debu Toba diperkirakan lebih dari 50 kilometer. Ledakan Toba diperkirakan mengakibatkan kematian yang luar biasa di kawasan Asia Tenggara.
John Westgate, meneliti debu vulkanik kiriman Chesner, dan ternyata sama dengan yang dia teliti dari Eropa. Pertanyaan Rampino dan pertanyaan Zielinski, ternyata mengarah pada temuan Joh Westgate. Telah terjadi ledakan super dahsyat 74.000 tahun lalu di Sumatera, tepatnya di lokasi Danau Toba sekarang, sebagaimana temuan Chesner. Ledakan itu sedemikian dahsyat sehingga debunya mencapai Afrika dan daratan Cina serta Eropa. Diperkirakan material vulkanik yang dimuntahkan dari Toba lebih dari 2.000 km kubik magma. Ini lebih dari 4.000 kali jumlah yang dikeluarkan oleh Gunung Pinatubo di Philippina tahun 1991. Tinggi awan debu Toba diperkirakan lebih dari 50 kilometer. Ledakan Toba diperkirakan mengakibatkan kematian yang luar biasa di kawasan Asia Tenggara.
Begitulah kejadian
terbentuknya Danau Toba. Sampai sekarang, tidak ada ledakan yang melebihi
ledakan Danau Toba 74.000 tahun lalu. Konon
siklus ledakan vulkanik Toba, bisa terjadi sekali dalam 400.000 tahun, jadi
kira-kira 326.000 tahun dari sekarang. Kalau ledakan sedahsyat 74.000 tahun
lalu di Toba terjadi sekarang, maka diperkirakan 50 persen penduduk Asia
mungkin akan mati terbunuh secara langsung maupun tak langsung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar