Filosofi
Kendi Maling Asal Lombok
Kendi atau gerabah
merupakan perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar
untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia.
Namun tahukah kalian, jika ada gerabah yang bernama kendi maling. Kendi ini
merupakan kerajinan yang berasal dari daerah yang terkenal akan keindahan alamnya
yang mempesona. Bahkan selain terkenal akan hal tersebut, ternyata Lombok juga
merupakan daerah yang menghasilkan kerajinan unik dari tanah liat. Aneka macam
gerabah unik bisa kamu temui di Desa Banyumulek.
Dari ratusan model dan
bentuk gerabah yang dihasilkan di Banyumulek, sebuah kendi bernama Kendi Maling
menjadi favorit warga dan wisatawan. Kendi Maling ini cukup unik karena untuk
memasukkan air ke dalam kendi haruslah dari bagian belakang. Sekilas kendi ini
tiada beda dengan kendi pada umumnya. Hanya saja pegangan atau leher kendi
terlihat lebih panjang. Selain itu, kendi ini pun punya fungsi yang sama, yakni
untuk menyimpan air agar menjadi sejuk.
Lantas mengapa kendi ini dinamakan kendi
maling?
Dinamakan kendi maling
lantaran lubang untuk memasukkan air berada di bawah. Jika pada umumnya kendi
mempunyai lubang di atas, namun tidak pada kendi maling. Pertama kali melihat,
mungkin kamu akan menyangka kendi itu hanya hiasan semata. Sebab dalam posisi
berdiri kendi itu seperti tidak berlubang. Tetapi jika kamu teliti membaliknya,
kamu akan menemukan lubang seukuran ibu jari.
Lubang tersebut
ternyata berbentuk seperti corong kerucut dan sebagai jalan masuknya air.
Ketika kendi dalam posisi berdiri maka otomatis air tidak akan keluar melalui
lubang yang ada di bawah kendi. "Itulah mengapa, kendi ini disebut kendi
maling. Karena masuknya lewat belakang. Sembunyi-sembunyi seperti maling,"
katanya.
Berbeda dengan gerabah
jenis lainnya, kendi maling membutuhkan ketrampilan khusus dalam membuatnya. Untuk
membuat satu kendi maling, membutuhkan waktu satu minggu. Semuanya dikerjakan
secara manual tanpa bantuan mesin apapun."Yang membuat kendi ini banyak
diminati wisatawan karena tanah liat yang dipakai, langsung diambil dari
gunung. Jadi secara alami ia akan mengkilat," ujarnya.
Jadi, berdasarkan
pemaparan diatas dapat kita pahami bahwa proses terciptanya kendi tersebut
karena merujuk pada filosofi maling yang masuk ke rumah lewat pintu belakang. Setelah
air dimasukkan, guci dimiringkan perlahan. Itu juga filosofi maling yang masuk
diam-diam. Setelah guci berdiri, air di dalamnya sudah bisa diminum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar