Selasa, 06 Desember 2016

DEFINISI PENGETAHUAN



Apa itu pengetahuan?
Tidak ada yang akan menyangkal bahwa manusia itu mengetahui sesuatu, baik itu tahu akan dunia sekitarnya, akan dirinya sendiri, maupun tahu akan orang lain. Manusia juga tahu mana hal yang baik dan hal yang buruk, serta yang indah dan tidak indah. Lantas bagaimanakah manusia dapat tahu, apakah sumbernya, apakah sebenarnya tahu itu?
Beberapa pemikir filsafat menyimpulkan adanya empat gejala tahu, yakni:
1.   Tidak dari permulaan adanya manusia itu sudah tahu. Pada suatu ketika ia ingin tahu, maka ia pun memaparkan isi hatinya dengan Bahasa yag sederhana sekalipun: apa ini, apa itu, apa sebabnya begini, apa sebabnya begitu? Pertanyaan seperti itu biasanya disebabkan karena ia kagum dan heran. Untuk memuaskan keingin-tahuannya itulah maka ia bertanya. Jika akhirnya ia tahu, merasa terpenuhi keinginannya itu, sehingga untuk sementara puaslah ia. Karena yang ada disekeliling manusia itu banyak sekali, maka kekaguman dan keheranan itu serasa taka da habisnya, maka terus-meneruslah ia bertanya, kepada diri sendiri maupun kepada orang lain. Pertanyaan kepada diri sendiri akan dijawab melalui penyelidikan. Semakin banyak yang diselidiki maka semakin banyak hasil tahunya, dan semakin besar rasa kepuasannya. Tetapi, semakin banyak dan semakin mendalam yang diketahuinya , biasanya makin besar pula usahanya untuk tahu. Rasa ingin tahu manusia akan barakhir pada akhir kesadarannya.
2.      Selanjutnya, Nampak gejala bahwa tahu yang memuasakn manusia itu adalah tahu yang benar. Tahu yang tidak benar disebut keliru. Tidak seorangpun cinta pada kekeliruan. Keliru seringkali lebih jelek daripada tidak tahu. Oleh karena tahu itu kerapkali menjadi dasar dari suatu tindakan, kerapkali tindakan itu pun juga menjadi keliru, dan ini dapat menimbulkan bencana. Orang yang mengira tahunya benar, sebenarnya keliru. Manakala ia sadar akan kekeliruannya, maka segera lenyaplah kepuasannya. Oleh karena itu pemuas ingin tahu itu hanyalah kebenaran. Walaupun tidak mudah menganalisis apakah kebenaran itu, tetapi kita semua yakin bahwa kebenaran itu ada dan bahwa kwbwnaran itu amat besar artinya bagi kehidupan manusia. Kebenaran adalah kesesuaian antara tahu dan objeknya. Oleh karena itu kebenaran seringkali disebut juga obyektiivitas. Tahu yang benar adalah tahu yang obyektif.
3.    Apakah yang ingin diketahui manusia? Apakah objek dari tahu itu? Tahunya manusia tentang sesuatu bukanlah suatu bekal yang dibawa sejak lahir. Ia ingin tahu karena ia kagum akan hal-hal yang ada disekelilingnya, yang merangsang dan menimbulkan keinginannya untuk tahu.yang mengelilingi manusia dan yang ingin diketahui manusia adalah dunia seisinya, yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan, yang ada, atau bahkan yang sekarang ini tidak ada, tetai tidak mengandung kemustahilan, sehingga mungkin akan ada. Manusia itu dirangsang oleh alam sekitarnya untuk tahu. Lantas apakah yang dirangsang? Yang dirangsang adalah indra. Indralah yang pertama-tama bersentuhan dengan alam. Persentuhan dengan alam inilah yang disebut dengan pengalaman. Dengan demikian pengalaman semata-mata bukanlah pengetahuan yang sebenarnya. Pengalaman itu hanya memungkinkan pengetahuan. Pengetahuan sebenarnya barulah ada jjika manusia demi pengalamannya mengadakan putusan atas objeknya.
4.   Oleh karena manusia mengadakan putusan, maka manusia yang tahu itu, tahulah ia bahwa ia tahu. Contohnnya manusia tahu benar bahwa ia tahu sesuatu, maka bertanyalah ia , misalnya kepada orang lain. Setelah diberitahu, tahu jugalah ia bahwa ia tahu. Mungkin juga ia mengira bahwa  ia tahu, tetapi pada suatu ketika ternyata ia tahu bahwa ia keliru. Jadi sebenarnya belum tahulah ia. Ia akan bertanya atau mengadakan penyelidikan sendiri. Hasilnya, tahulah ia sekarang. Ia tahu bahwa ia keliru atau beluum tahu, dan sekarang ia tahu bahwa ia tahu.
Dari beberapa uraian diatas terdapat empat gejala tahu, yaitu: manusia ingin tahu, manusia ingin tahu yang benar, objek tahu ialah yang ada yang mungkin ada, dan manusia tahu bahwa ia tahu.
Nah dari bahasan tersebut kita dapat mengetahui apa itu pengetahuan? Orang yang tahu disebut mempunyai pengetahuan. Jadi, pengetahuan adalah hasil dari tahu. Pada dasarnya pengetahuan dan putusan itu sama. Oleh karena itu orang yang tidak tahu, tidak dapat mengadakan putusan. Atau putusan merupakan cetusan dari pengetahuan. Dalam pengetahuan ada pengakuan terhadap sesuatu. Ada dua sesuatu dalam putusan sehingga putusan selalu ada bagiannya, yaitu yang menjadi dasar itu. Dasar pengakuan itu disebut subyek dan yang diakui terhadap subyek itu dinamakan prediikat. Putusan tidak harus dicetuskan dengan kata. Bisa jadi putusan hanya ada dalam hati manusia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar